PenaBicar.com - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sebagai pengelola destinasi Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur melakukan Kajian Lapangan Tertutup Naik Monumen Candi Borobudur.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian untuk mendapat masukan langsung dari wisatawan terkait aktivitas berwisata naik ke monument Candi Borobudur.
Wisatawan dipilih secara acak untuk ditawarkan naik monument Candi Borobudur dengan prosedur dan alur yang sudah ditentukan.
Baca Juga: Anjing Pelacak Dikerahkan Untuk Cari Korban Hilang Tanah Longsor di Natuna
Para peserta Kajian Lapangan Tertutup Naik Monumen Candi Borobudur menggunakan sandal upanat untuk naik ke candi, sebagai perlindungan terhadap bangunan fisik candi.
Pada perayaan Magha Puja pada Sabtu 4 Maret 2023 kemarin, para biksu sangha dan tokoh umat Buddha berkesempatan naik ke monument Candi Borobudur dengan memakai sandal upanat.
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Ditjen Bimas Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma yang ikut naik Candi Borobudur dengan memakai sandal upanat menilai bahwa upanat ini sandal yang ramah lingkungan dan tidak licin.
Baca Juga: Kepala BNPB Minta Pencarian Warga yang Hilang Akibat Longsor Natuna Jadi Prioritas Utama
"Sandal upanat ini sangat bangus. Satu bahannya ramah lingkungan. Kedua, untuk diinjakan terasa bagus, enak, tidak licin, dan ringan," kata Nyoman Suriadarma setelah mengikuti acara Magha Puja, Sabtu 4 Maret 2023.
Nyoman Suriadarma juga mendukung upaya merangkul industri masyarakat lokal yang memproduksi sandal khusus untuk naik monument Candi Borobudur ini.
“Saya pikir ini produksinya harus diperbesar ya. Mungkin ke depan umat Buddha akan banyak yang ke sini ya, tidak hanya nusantara, bahkan dunia. Hal ini sebagai aset industri lokal di sini. Kearifan lokal untuk diangkat ke depannya,” lanjutnya.
Baca Juga: Kepala BNPB Minta Pencarian Warga yang Hilang Akibat Longsor Natuna Jadi Prioritas Utama
Hal senada juga diungkapkan wisatawan dari Jakarta, Johar Arifin. Menurutnya, sandal upanat ini terasa empuk yang memungkinkan tidak merusak bebatuan.
"Aman, asal sesuai (ukuran), kadang-kadang salah ngambil 43. Harus sesuai dengan ukuran. Saya ngambil nomor 43, akhirnya tukaran dengan teman," katanya.
Salah satu wisatawan mancanegara, Theresia mengatakan bahwa perlu ada pilihan lain sebagai prosedur naik candi yang aman bagi bangunan candi maupun bagi wisatawan itu sendiri.
Artikel Terkait
Borobudur Trail Of Civilization, Cara Asik Berwisata dan Mengenal Budaya Candi Borobudur Dengan Cara Baru