Piranti Baru

- Kamis, 5 Januari 2023 | 15:00 WIB
Ari Wulandari (Hilda Arief)
Ari Wulandari (Hilda Arief)

 

Ari Wulandari

Penulis, peneliti budaya, dan dosen PBSI, FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta; web pribadi arikinoysan.com.


PenaBicara.com-Tiga bulan sebelum tahun baru, sahabat-sahabat saya mendamprat karena saya membatalkan liburan akhir tahun di Korea Selatan. Padahal saya juga sudah membayar uang muka wisata sebesar 30%. Jelas bukan alasan keuangan saya membatalkan acara tahun baru itu.
Kami bertiga atau berempat, sebelum pandemi memang sudah seperti itu. Selama bertahun-tahun sejak kami mandiri dan memiliki penghasilan mapan. Tiap akhir atau awal tahun, pergi wisata ke luar negeri. Menghabiskan waktu sambil merecharge semangat untuk pencapaian target-target kerja baru.

Baca Juga: Orang Tua Bharada E Turut Datang Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Saya membatalkan niat bepergian akhir tahun itu, saat dokter langganan merespon laporan kesehatan saya. Sebagai dokter yang sudah lama mengurusi saya, dia meminta saya agar lebih hati-hati. Menjaga kesehatan lebih banyak.
Selain karena kondisi kesehatan saya tidak prima, juga masalah latar belakang genetis atau keturunan. Dokter meminta saya untuk melakukan beberapa hal untuk menstabilkan kesehatan. Biar kesehatan segera pulih seperti kondisi normal, saya memang harus ekstra melakukan beberapa petuah dokter.
Dan begitulah yang saya lakukan. Dua bulan ekstra dengan pengawasan dokter, kondisi kesehatan saya pun pulih seperti biasa. Tidak dalam kondisi mencemaskan seperti sebelumnya. Saya pun menjadi sehat seperti biasanya. Sehat prima dan tidak ada problem kesehatan lagi.

Baca Juga: Kunjungi Mal di Pekanbaru, Presiden Jokowi dan Para Menteri Belanja Produk Lokal Indonesia
Saya sudah membatalkan semua rencana tahun baru di luar negeri dengan para sahabat. Jadi tidak menyela untuk kembali bergabung. Karena pasti akan merepotkan banyak pihak kalau bergabung mendadak. Saya juga tidak menyesalinya. Itu sudah saya pikirkan dengan penuh pertimbangan.
Saya merasa dengan bertambahnya umur, maka menjaga kesehatan fisik mental jauh lebih penting. Saya pun bersyukur. Dengan pengawalan dokter, kesehatan saya pun segera bisa pulih cepat. Saya senang hidup dalam keadaan sehat prima.
Lalu karena tidak bepergian, maka uang piknik saya pun harus saya alokasikan ke bentuk lain. Saya sudah berniat menghadiahi diri saya dengan beberapa piranti. Beberapa perangkat baru yang saya perlukan.
Handphone, laptop, peralatan masak, beberapa alat elektronik, dan beberapa barang yang saya anggap penting. Karena tidak ada beban, saya pun dengan gembira ria membeli beberapa piranti baru. Karena dengan barang-barang baru itu, bisa membuat kerja saya lebih cepat dan lebih praktis.

Baca Juga: Penanganan Darurat Masih Berlangsung Pascabanjir dan Longsor Kabupaten Kupang
Pas saya ke kantor pagi-pagi, ada kawan-kawan yang sedang ramai berbicara ngobrol. Saya tidak tahu apa yang sedang dibicarakan. Oala, ternyata ada teman-teman yang memiliki laptop-laptop baru. Tentu saja, dengan piranti baru kinerja lebih cepat dan lebih produktif bekerja.
Wah, saya pun turut senang dengan keberadaan itu. Dengan adanya piranti baru, pasti diharapkan produktivitas bisa lebih meningkat. Kalau produktivitas meningkat, diharapkan hasil kerja pun meningkat. Selanjutnya pendapatan pun akan terus bertambah.
Ya, tahun baru memang waktu yang tepat untuk melihat piranti-piranti kerja kita. Kalau sudah terlalu lama, anggarkan untuk membeli yang baru. Memang untuk piranti kerja yang berat, biayanya juga lumayan banyak. Namun dengan piranti baru, percayalah itu akan menambah produktivitas kita.

Baca Juga: Istri Indra Bekti Terus Beri Dukungan: Kamu Gak Boleh Menyerah
Saya pribadi, terbiasa menggunakan laptop dan handphone untuk bekerja dengan berbagai peralatan pendukungnya. Biasanya itu semua dalam kondisi normal akan saya ganti per lima tahunan. Dengan karakter penggunaan standar seperti biasa, maka lima tahun untuk piranti berkualitas, masih dalam kondisi sangat baik.
Dalam kasus tertentu, kadang piranti kerja harus tiap tahun ganti. Misalnya laptop, pada saat saya bekerja sangat intens untuk berbagai analisis data; kadang setahun “terpaksa” ganti yang baru. Karena sudah tidak bisa digunakan lagi. Jadi, ya terpaksa harus ganti yang baru.
Demikian juga kalau harus mengerjakan biografi khusus, biasanya saya memilih untuk menggunakan satu laptop baru. Jadi semua keperluan kinerja penulisan biografi ada di laptop itu. Hal ini juga memudahkan untuk mengoreksi segala tulisan yang berkaitan dengan biografi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Cek Pelayanan BPJS Kesehatan di Pekanbaru
Ya, piranti kerja kita memang harus dirawat, digunakan, dan pada saat tertentu harus diganti. Dengan begitu, kinerja kita tetap prima. Dengan piranti yang prima, kita bisa tetap menghasilkan karya yang baik. Kita tidak perlu diribetkan dengan aneka kesulitan. Selamat bekerja dengan piranti baru. Selamat mengecek piranti kerja masing-masing. Kalau masih bagus, ya dirawat baik-baik. Kalau dalam kondisi kurang baik, segeralah menganggarkan untuk membeli piranti baru. Biar semuanya tetap dalam kondisi yang baik. ****

Editor: Hilda Arief

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aktor Senior Eeng Saptahadi Tutup Usia

Senin, 22 Mei 2023 | 18:03 WIB
X