ARI WULANDARI
Dosen PBSI - FKIP - Universitas PGRI Yogyakarta, web: arikinoysan.com
Tahun sudah berganti. Dari tahun 2022 ke tahun baru 2023. Sebagian besar orang turut merayakan pergantian tahun. Sebagian komunitas melakukan perenungan dan doa bersama. Sebagian warga masyarakat ada yang cuek saja dengan pergantian tahun. Ada sebagian yang tetap bekerja seperti biasa. Sebagian lagi hanya di rumah seperti biasanya.
Bagaimanapun cara orang melewati pergantian tahun, sekarang kita sudah berada di tahun 2023. Tahun yang versi banyak pakar ekonomi adalah tahun “gelap” dan tidak menentu. Ada banyak masalah ekonomi yang berdampak luas. Ada banyak keribetan politik dan bencana yang turut memperparah keadaan ekonomi.
Baca Juga: KAI Commuter Tetap Wajibkan Pengguna Pakai Masker Meski PPKM Dicabut
Toh, kita tidak boleh berpijak hanya pada prediksi-prediksi buruk. Kita harus terus bersemangat dan optimis menyambut hari-hari baru. Tidak boleh kalah dengan sesuatu yang belum pasti. Hari baru berarti harapan baru. Dengan semangat baru dan kepercayaan diri penuh, maka semuanya akan terlewati dengan lebih baik.
Bagi saya pribadi, tahun baru 2023 ini memang seperti harapan baru. Setelah selama tiga tahun sejak pemerintah merilis berita pandemi, sejak itu pula saya tidak pernah bepergian jauh. Pekerjaan-pekerjaan di lapangan dan segala bentuk pelatihan tatap muka di tempat, ditiadakan. Sebagian program dijadwalkan ulang dengan waktu yang tidak terbatas. Artinya selama tiga tahun itu pula, saya seolah terhenti di rumah.
Apakah saya berhenti bekerja? Tentu tidak. Ada banyak pekerjaan menulis yang saya selesaikan di rumah. Beruntung, sepanjang tahun-tahun saya berkeliaran di lapangan; pengumpulan data jalan terus. Dengan begitu, saat saya beneran harus ikut “pandemi” di rumah saja, tugas mengolah data dan menuliskan laporannya menjadi lebih mudah.
Baca Juga: Gempa 4,9 M Guncang Wilayah Lhokseumawe Aceh
Sepanjang tiga tahun itu saya “menulis” buku lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Saya mempunyai lebih banyak tabungan naskah karena pandemi. Namun akibat riil dari “tidak ada kerja” di lapangan itu, penghasilan saya drop sampai titik terendah. Bukan berarti saya tidak ada penghasilan, ada. Semuanya kecil-kecil, tidak seperti biasanya. Apakah cukup untuk hidup? Alhamdulillah lebih dari cukup. Sekurangnya saya tidak harus mencomot tabungan untuk hidup sepanjang tiga tahun yang berat itu.
Toko-toko buku yang tutup panjang dan bahkan gulung tikar, turut memperburuk penjualan buku yang biasanya juga tidak selalu bagus. Hampir tiga tahun, ada banyak judul buku yang hanya menghuni gudang dan tidak terjual sama sekali. Dampaknya jelas pada penurunan royalti besar-besaran. Bahkan ada yang bertahunan tidak lagi menerima royalti karena tidak ada buku yang terjual.
Kehidupan penulis, dalam versi saya menghadapi ujian yang tidak ringan. Penulis-penulis yang bertahan dari royalti buku, tentu sudah banyak yang gulung tikar. Ada banyak penulis yang ganti profesi demi asap dapur tetap menyala. Terlebih kalau dia sebagai penanggung jawab ekonomi keluarga.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Alasan Pencabutan PPKM
Saya? Sampai sekarang ya masih menjadi penulis. Bagaimanapun ini pekerjaan seperti sudah menyatu dengan nadi kehidupan saya. Sepanjang tahun-tahun berkarir sebagai penulis, saya telah melewati banyak pasang surut. Toh, pandemi 2020 awal hingga sekarang itu, benar-benar merupakan masa gelap yang berdampak sangat luas pada kehidupan. Tidak hanya mempengaruhi kinerja dan penghasilan penulis, tapi hampir semua lapisan masyarakat terkena dampaknya. Baik dampak secara langsung maupun tidak langsung.
Dunia kreatif penulisan memang tidak selalu berjaya. Ada masa-masa gelap. Baik kegelapan sebagai individu penulis, ataupun kegelapan secara umum seperti akibat pandemi tersebut. Selalu ada pasang surut dalam suatu bidang kerja. Dan penulis sebagai pekerja kreatif, termasuk yang terkena dampak paling parah dari masa pandemi. Ditambah lagi semakin maraknya aneka aplikasi penulisan praktis, yang membuat profesi penulis ---seakan semakin tersingkirkan.
Artikel Terkait
Uya Kuya dan Kamaruddin Simanjuntak Dilaporkan ke Polisi Gegara Konten Ini
Berbagi Bikin Happy
Kasus Prank KDRT Akhirnya Berujung Damai
Presenter Bola Rendra Soedjono Kemalingan Usai Parkir Mobil Pinggir Jalan
Selain Gasak Isi Dompet, Pelaku Juga Bobol Kartu ATM Milik Rendra
BMKG Prediksi Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan pada Tahun Baru 2023
Momen Presiden Jokowi dan Gubernur Jabar Main Lato-lato di Subang
Kabar Duka, Pak Ogah si Unyil Meninggal Dunia
Artis Nikita Mirzani Divonis Bebas Atas Kasus Pencemaran Nama Baik
Tahun Baru: Target VS Realisasi